Kamis, 11 Desember 2014

Opini Tentang Technology dan Humanity

Therac-25 adalah mesin untuk radionterapi dari kanada yang mendapat banyak perhatian dunia pada tahun 1980an karena programming error yang menyebabkan beberapa pasien menerima radiasi yang dosisnya 100 kali lebih kuat dari yang seharusnya. Perangkat lunak -yang merupakan program komputer yang mengendalikan mesin fisik (hardware)- tidak menemukan bahwa dosisnya salah. Jadi staf kesehatan tidak menyadari bahwa terjadi kesalahan. Hasilnya 3 orang meninggal dan beberapa menerima luka yang serius. Therac-25 merupakan kasus ekstrem. Tapi itu menunjukkan betapa seriusnya hal ini ketika sesuatu berjalan salah. Kita tidak bisa memulai dari awal dan memperbaiki kesalahan ketika seseorang telah meninggal atau terluka, kata Christin Lindholm.

Teknologi yang akan digunakan olah manusia haruslah 100% aman, sehingga tidak terjadi kasus seperti kasus Therac-25 yang menyebabkan 3 orang meninggal dan beberapa luka parah. Untuk itu dengan berkembangnya teknologi haruslah diimbangi dengan berkembangnya ahli-ahli yang dapat menangani teknologi-teknologi tersebut. Perkembangan teknologi selain membawa dampak positif seperti memudahkan pekerjaan manusia, dapat menyelesaikan masalah yang dulu tidak bisa diselesaikan, dan lain-lain, juga membawa dampak negatif. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju menyebabkan banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh teknologi tersebut. Dengan perkembangan teknologi hanya seorang ahli yang bisa dipekerjakan, dan untuk yang bukan ahli tidak akan mendapat pekerjaan dan pengangguran akan semakin bertambah.Karena jika bukan orang ahli yang bekerja mungkin kejadian seperti Therac-25 akan terulang kembali.

Satu hal yang pasti, semakin banyak otomatisasi dalam mesin, semakin banyak pekerjaan yang diperlukan. Teknologi dan Humanitas sengan erat hubungannya, keduanya berkembang dalam simbiosis dengan satu sama lain, tanpa manusia sadari bahwa dalam kehidupannya dikendalikan oleh teknologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar